22/03/2023
Pengawal Kebijakan

Hits: 624

Pengawalkebijakan.id JOMBANG pelecehan seksual yang diduga terjadi di SDN Wuluh 2 masih belum ada titik terangnya, karena pihak salah satu korban tetap akan melaporkan kejadian tersebut ke unit PPA POLRES JOMBANG, walaupun sudah ada peryataan kesepakatan secara kekeluargaan dan tidak akan melaporkan kepihak berwajib.

Pelecehan seksual yg diduga dilakukan salah satu oknum guru mulok agama tersebut dilakukan, menurut beberapa korban sudah lama ada yang bilang sejak bulan januari 2023, ada kemungkinan lebih lama karena banyak korban dari kelas 4 sampai kelas 6.

Pelecehan yang diduga dilakukan oknum guru mulok agama yang berinisial S dimulai sejak kapan masih belum terkuak, ini sudah lama dilakukan pastinya masih simpang siur, karena menurut pihak korban ada yang sejak awal januari dan ada keterangan pihak korban lain sudah lama. Ada dugaan perilaku menyimpang ini sudah dilakukan sejak lama karena banyaknya informasi yg menjadi korban”ungkap salah satu pihak korban

Perbuatan yang menyimpang itu diduga dilakukan pada saat jam sekolah di SDN Wuluh 2, Desa wuluh Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang prilaku menyimpang dilakukan bergantian hari kepada murid kelas 4 sampai kelas 6

Setelah murid yang menjadi korban bilang ke orang tuanya, para wali murid akan mengadakan demo dan akan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib. Namun dari pihak sekolah melarang dan mengumpulkan semua wali murid dari kelas 4 sampai kelas 6, pada hari senin tanggal 20/2/2023 pukul 10 an, agenda acara tersebut untuk minta keterangan korban gimana kejadiannya dan apa aja yang dilakukan oknum guru tersebut.

Setelah pertemuan tersebut pihak murid yang menjadi korban salah satunya yang berinisial N menjelaskan kepada pihak sekolahan dan meragakan perbuatan yang dilakukan oknum guru, menurut informasi yang didapat ada beberapa korban sudah digrayangi sekujur tubuhnya, dari peragaan tersebut juga sudah ada yang direkam pihak sekolahan. Ada 2 murid yang meragakan pelecehan tersebut sekujur tubuh dan peragaan tersebut sudah direkam oleh salah satu guru sebagai bukti.

Setelah keterangan sudah didapat dari korban, pihak sekolahan harusnya sigap dan segera menindak lanjuti dengan melakukan pendampingan untuk bikin pelaporan karena kejadian masih dijam sekolah dan masih menjadi tanggung jawab sekolahan.

Dalam group kelas juga sudah dimunculkan oleh wali kelas bapak nano bahwa oknum guru agama tersebut sudah dikeluarkan pihak sekolah, dan oknum tersebut sudah dihubungi pihak sekolah katanya masih ada dijakarta dan akan pulang hari rabu, setelah pulang akan diagendakan bertemu antara wali murid, korban dan oknum guru tersebut

Pada hari ini rabu tanggal 22/2/2023 para korban dipertemukan dengan oknum dikantor AULA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, untuk mencari solusi, yang dihadiri hanya beberap wali murid sekitar 5 orang dan beberapa guru termasuk kepala sekolah SDN Wuluh 2,

Menurut keterangan salah satu wali murid bahwa dihasilkan kesepakatan damai dan salah satu, ntah guru Atau pegawai dinas menyodorkan surat pernyataan untuk ditanda tangani. dengan terpaksa ditanda tangani karena ada stigmen kurang bukti kan lucu, kalau kurang bukti dari keterangan murid kemarin untuk apa kok sekarang kurang cukup bukti, kuat dugaan ada permainan dengan menghilangkan barang bukti rekaman yang diperagakan korban saat dimintai keterangan kemarin dengan menghapus rekaman dengan alasan oknum guru perekam karena yang direkam hanya korban,”ungkap salah satu  wali korban.

Harusnya tidak hanya dikeluarkan tapi pihak sekolah juga harus ikut serta mendampingi korban untuk melaporkan kejadian tersebut, bukan malah kesannya menutupi, dengan mengulur waktu untuk mempertemukan oknum guru tersebut, masalah benar dan tidaknya kejadian itu biar nanti pihak yang berwajib yang mengembangkan.

Tapi setelah salah satu orang tua korban menelepon pihak kepala sekolah, ibu NUR PRIHATIN selaku Kepala Sekolah SDN WULUH 2, datang kesalah satu orang tua korban, tapi tidak ketemu, setelah itu orang tua korban dapat whatsapp untuk tidak melaporkan dan diseleseikan secara kekeluargaan, karena kejadian tersebut menyangkut nama baik sekolah dan korban.

Dan sangat disayangkan apa yang dilakukan kepala sekolah tersebut diduga malah menutupi kejadian yang ada hanya untuk kepetingan sekolah bukan memikirkan kepentingann pesikologis korban, Pertanyaannya siapa nanti yang bertanggung jawab terkait perkembangan pesikologis korban.

Sebagai pendidik itu harusnya tahu mana yang terpenting untuk dipikirkan. Bukan malah cenderung memikirkan kepentingan sekolah, hal seperti ini akan memicu ketidak percayaan orang tua untuk mendaftarkan anaknya disekolah tersebut, kalau jiwa pendidiknya mempunyai otak mesum seperti oknum tersebut, harusnya tidak hanya dikeluarkan dari sekolah tapi harus diberikan dengan efek jera agar perbuatan tersebut tidak terulang dikemudian hari, bukan malah berharap supaya diurus secara kekeluargaan, ” ungkap wartawan

JOKO SANTOSO selaku anggota LP.K-P-K dengan tim kuasa hukum akan tetap mendampingi korban untuk melaporkan kasus tersebut ke Polres jombang dalam waktu dekat ini. dan pihaknya sudah koordinasi dengan Bapak AKP AKHMAD selaku kapolsek kesamben, bahwa kasus ini tetap akan dilanjutkan secara hukum

Setelah pihak pendamping korban berkoordinasi dengan polsek, pihak polsek kesamben langsung gerak cepat dan langsung mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai pihak untuk dilaporkan kepimpinan serta memantau perkermbangan kasus pelecehan yang ada di masyarakat saat ini diwilayah sektor kesamben,

Kita cukup salut dan memberikan apresiasi dengan kecekatan apa yang dilakukan kapolsek kesamben dengan mendukung upaya upaya hukum yang dilakukan korban dan akan tetap melakukan pendampingan dalam pelaporan nanti ke polres jombang, dengan adanya kejadian ini polsek kesamben akan terus mengawal perkembangan kasus tersebut sampai jelas pokok permasalahan. Jk.s

Bagikan