KAPOLRI Tak Mau Mengambil Resiko, Enggan Berikan Izin Demo Di Pelantikan Presiden

Pengawalkebijakan.id – Jakarta – ” Saat hari pelantikan adanya tamu-tamu negara akan hadir. Ada kepala negara, kepala pemerintahan dan utusan khususnya. Ini menyangkut harkat dan martabat bangsa,” Kata Tito di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis 17/10
Sebagaimana dilansir
oleh DetikNews, Kapolri Jenderal Tito
Karnavian menegaskan
Polri tak ingin mengambil resiko dicap sebagai bangsa yang buruk jika dalam
hari pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) terjadi kekacauan akibat unjuk rasa. Hal itu disampaikan
Tito saat menanggapi perihal tak terbitnya surat tanda terima pemberitahuan
(STTP) unjuk rasa jelang dan saat hari pelantikan.
Untuk diketahui, pihak yang hendak melakukan
mobilisasi massa dan berunjuk rasa wajib memberikan surat pemberitahuan ke
pihak kepolisian. Jika tidak, maka aparat berwenang membubarkan kerumunan
massa.
Tito menuturkan Indonesia harus dihargai sebagai
bangsa yang besar, tertib dan damai. Dan untuk menunjukkan hal tersebut kepada
dunia, salah satunya dengan cara menjaga situasi agar tetap kondusif dan
melakukan langkah pencegahan.
“(Indonesia) bukan (negara) yang kacau,
rusuh seperti di Afganistan, Suriah dan lain-lain. Untuk bisa menunjukkan itu,
momentum (pelantikan Presiden) ini akan jadi momentum internasional, semua
media melihat dan mata internasional akan melihat. Kita tidak ingin menanggung
risiko bangsa kita dicap buruk,” tegas Tito.