Pengawalkebijakan.id**Pasangkayu** – Suasana mencekam menyelimuti Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu, usai peristiwa pembakaran pondok milik Syarifuddin Ligo, Ketua Adat setempat. Kejadian yang terjadi pada Kamis, 14 Agustus 2025, sekitar pukul 04.00 WITA itu meninggalkan trauma mendalam bagi warga. Pondok yang terletak di Afdeling India Satu, Blok 11, itu hangus tak tersisa, menyisakan tumpukan puing dan pertanyaan besar: **Siapa dalang di balik teror ini?**
Kesunyian dini hari tiba-tiba pecah oleh jeritan warga yang melihat kobaran api menyala dari arah pondok Syarifuddin. Beberapa warga yang terbangun berusaha memadamkan api, tetapi upaya mereka sia-sia. Dalam hitungan menit, bangunan kayu itu ludes dilahap si jago merah.
*”Kami kaget, api sudah terlalu besar. Tidak ada yang bisa diselamatkan,”* kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Asap hitam membubung tinggi, menerangi langit gelap dengan cahaya oranye yang menyeramkan. Bau hangus menyebar ke seluruh permukiman, sementara warga yang berkumpul hanya bisa memandang dengan perasaan takut dan bingung.
Yang membuat peristiwa ini semakin mencekam adalah laporan sejumlah warga tentang kehadiran **pria asing** yang mencurigakan sejak sehari sebelum kebakaran.
Seorang anak Syarifuddin mengaku bertemu dengan pria tak dikenal yang menanyakan keberadaan ayahnya.
*”Mana Om Ligo?”* tanya pria itu dengan tatapan tajam.
Anak itu menjawab polos bahwa ayahnya sedang berada di rumah. Tanpa berkata lagi, pria itu pergi dengan langkah cepat.
Kehadirannya kembali dilaporkan pada malam hari. Sekitar pukul 23.00 WITA, seorang warga melihat sosok serupa berjalan mendekati lokasi pondok. Menjelang subuh, saksi lain melihat pria itu kembali muncul, kali ini dengan langkah lebih gesit menuju rumah Syarifuddin.
*”Dia berjalan cepat, seperti buru-buru. Wajahnya dingin, tidak ramah,”* ungkap seorang saksi.
### **Motif di Balik Pembakaran: Balas Dendam atau Ancaman terhadap Ketua Adat?**
Syarifuddin Ligo dikenal sebagai sosok yang dihormati sekaligus tegas dalam memegang adat. Beberapa spekulasi muncul terkait motif pembakaran ini:
1. **Konflik Adat** – Desa Ako belakangan ramai dengan isu sengketa lahan. Ada dugaan pembakaran ini terkait dengan ketegangan antara pihak tertentu dengan pemangku adat.
2. **Balas Dendam Pribadi** – Tidak menutup kemungkinan ada oknum yang menyimpan dendam terhadap Syarifuddin.
3. **Teror dari Kelompok Tak Dikenal** – Warga khawatir ini adalah aksi intimidasi terhadap tokoh masyarakat.
Hingga saat ini, kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan mendalam. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, termasuk keluarga korban dan warga yang melihat pria misterius tersebut.
Suasana Desa Ako kini dipenuhi kecemasan. Warga khawatir pelaku masih berkeliaran atau akan melakukan aksi serupa. Beberapa keluarga bahkan memilih untuk berjaga-jaga di malam hari.
*”Kami tidak tahu apa yang terjadi. Ini sangat menakutkan,”* ujar seorang ibu rumah tangga.
Tokoh masyarakat setempat mendesak aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas kasus ini sebelum menimbulkan kepanikan lebih luas.
Kepolisian Daerah Sulawesi Barat telah mengirim tim khusus untuk membantu penyidikan. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:
– **Pemeriksaan TKP** – Tim forensik dikerahkan untuk mengumpulkan bukti di lokasi kebakaran.
– **Penyisiran Orang Asing** – Patroli diperketat untuk mencari tahu identitas pria misterius yang dicurigai terkait kasus ini.
– **Pemetaan Konflik** – Polisi bekerja sama dengan tokoh adat untuk memetakan potensi konflik yang mungkin memicu aksi pembakaran.
*”Kami akan mengusut tuntas. Masyarakat diharap tenang dan tidak mengambil tindakan sendiri,”* tegas Kapolres Pasangkayu dalam keterangan resminya.
Syarifuddin dan keluarganya kini mengungsi di rumah kerabat. Mereka membutuhkan bantuan baik material maupun dukungan psikologis.
*”Semua harta kami habis. Kami tidak tahu harus mulai dari mana lagi,”* keluh istri Syarifuddin dengan suara bergetar.
Warga sekitar telah menggalang bantuan untuk keluarga korban, tetapi trauma yang ditinggalkan tidak mudah dihilangkan.
Kasus pembakaran pondok Ketua Adat ini bukan yang pertama terjadi di wilayah Pasangkayu. Beberapa tahun terakhir, sejumlah kasus kekerasan dan intimidasi terhadap tokoh masyarakat kerap terjadi, terutama di daerah dengan potensi konflik sumber daya alam.
Aktivis hak adat, Muhammad Arfan, menyoroti perlunya perlindungan lebih bagi para pemangku adat.
*”Ini adalah bentuk teror yang mengancam stabilitas sosial. Jika tidak ditangani serius, bisa memicu konflik horizontal,”* tegasnya.
Saat ini, Desa Ako seperti berada dalam bayang-bayang ketakutan. Api mungkin sudah padam, tetapi pertanyaan besar masih menggantung:
– **Siapakah pria misterius itu?**
– **Apakah ini aksi tunggal atau ada dalang di balik layar?**
– **Akankah teror ini berulang?**
Hingga berita ini diturunkan, polisi masih memburu pelaku. Warga berharap keadilan segera ditegakkan sebelum korban berikutnya berjatuhan.
**Tetap waspada. Pelaku mungkin masih mengintai.**
**Sumber: Pengawal Kebijakan.id**
**Rilis: Eliasib**